Jakarta (ANTARA News) - Roh dan hawa jazz akan hadir lagi di Indonesia untuk kedelapan kali. Namanya adalah Java Jazz Festival, 2-4 Maret nanti, di JIExpo Kemayoran Jakarta. Dijanjikan akan ada yang "beda" kali ini dibanding yang sudah-sudah.

Bukan tentang nama-nama artis musisi dan pendukung yang akan berpartisipasi di banyak panggung. Bukan juga tentang konsep penyelenggaraan gelaran musik yang makin hari makin diakui di dunia ini.

"Ada kolaborasi musisi dengan musisi lain sehingga karya yang dihasilkan akan berbeda dibanding pagelaran sebelumnya," kata Direktur Produksi dan Pemasaran Java Jazz Festival, Dewi AL Gontha, di Jakarta, Rabu. Magnet Java Jazz sangat besar, tidak kurang 350 wartawan dari berbagai media massa mendaftar untuk bisa meliput gelaran musik terakbar di Indonesia itu.

Dari Tanah Air dan manca negara, ada 1.700 musisi hadir. Indonesia sebagai tuan rumah menghadirkan 110 kelompok musik, sedangkan tamu-tamu akan terdiri dari 45 kelompok musik. Java Jazz Festival sudah kadung ternama dengan multi panggung yang beraktivitas serentak, karena itu akan ada 13 panggung dalam ruang dan lima panggung luar ruang untuk 70 pergelaran artis.

Sekedar catatan, ada Al Jarreau dengan scat singing-nya yang sulit dikopi oleh banyak artis musik jazz. Biarpun rasanya sudah menjadi satu ritual wajib, lagu penutup Al Jarreau, lagu top Spain, tetap ditunggu-tunggu. Spain mengharuskan penyanyinya kaya improvisasi tanpa lepas dari rel utama jazz: biarkan mengalir!

Diselingi dengan beberapa kenangan bagi musisi jazz dalam negeri yang mendedikasikan diri bagi perkembangan dan apresiasi genre jazz ini. Indra Lesmana dan Dwiki Dharmawan akan membawakan Tribute to Herbie Hancock Collaboration Project bersama kolega manca negaranya.

Yang cukup menarik, kawin silang (cross over) antara jazz dan musik tradisi akan dilakukan. Kehadiran angklung dan tari saman dari Aceh akan menyisakan kenangan tersendiri bagi hadirin, dalam gelaran itu.  Inspirator dengan segudang prestasi dan penghargaan, diberikan predikat itu kepada Herbie Hancock. Musisi jazz Amerika Serikat itu hadir dalam panggung tersendiri

Jangan lupa "Oom" Bubby Chen yang telah tiada baru-baru ini. Oom Bubby Chen (bagi banyak musisi jazz, Bubby Chen lekat dengan panggilan Oom). Kenangan akan Bubby Chen dilakukan juga berupa In Memoriam of Bubi Chen, Indra Lesmana, Idang Rasjidi bahkan Peter F Gontha.

Pada Java Jazz Festival 2012, sosok Oom Bubby ini akan mendapat Penghargaan Capaian Seumur Hidup. Oom Bubby Chen meninggalkan seluruh penggemar, "murid-murid", dan keluarganya tidak lama lalu.

Langganan lama juga hadir, Dave Koz, yang mengharu-biru telinga ini dengan saksofonnya di panggung. Ini mungkin sebagian hal yang dinamakan "beda" itu: dia akan berkolaborasi dengan musisi jalanan dari rumah musik Harry Roesli.

Tidak cuma itu, Dave Koz akan tampil berkolaborasi pada sesi Benyamin On Jazz - Tribute To The Legend, yang menyuguhkan aransemen ulang lagu Benyamin oleh Indra Aryadi. Nyok Kita Nonton Ondel-ondel dengan rasa dan sensasi beda! Itulah jazz....

Secara rinci, "perbedaan" itu belum mau diungkap. Pokoknya, telinga dan mata serta kalbu hadirin akan dimanjakan benar-benar. (*)Source